Suhu dan lembab yang tepat merupakan salah satu kunci agar walet betah tinggal di rumah yang kita siapkan. Selain itu suhu yang tepat juga bisa membuat populasi walet berkembang dengan maksimal. Lantas berapa suhu yang ideal untuk rumah walet tersebut?

Menurut penelitian kami @pakarwalet, suhu ideal bagi rumah walet adalah berkisar antara 26 derajat Celcius hingga 28 derajat Celcius. Karena pada kisaran itulah walet bisa nyaman dan merasa seperti di habitat aslinya.

Cara agar suhu dalam gedung walet tidak terlalu tinggi. Berikut cara sederhana yang harus di terapkan :

  • Cat Dinding Luar

Pada dinding luar di beri cat warna putih. Seperti kita tahu, warna putih akan menolak panas matahari. Jika gedung tak di cat, maka warnanya gelap, yaitu warna semen akan mudah menyerap panas. Sehingga panas tersebut akan menembus ke bagian dalam, yang menyebabkan suhu di dalam gedung ikut tinggi.

  • Lapisi Dinding Bagian Dalam

Pada dinding bagian dalam, dilapis dengan sterofoam, yaitu gabus lembaran dengan tebal sekitar 2 cm. Gabus putih selebar triplek ini di jual di toko bahan bangunan. Fungsi dari gabus ini untuk melindungi panas dari luar. Biarpun dinding luar sudah di cat putih, namun, lama ke lamaan, cat tersebut akan luntur memudar seiring berjalannya waktu. Sebagai antisipasi, pasanglah sterofoam. Gabus ini akan menghalang panas dari luar. Sehingga suhu dalam gedung tetap tidak terpengaruh oleh panas luar.

Pada gedung walet, sterofoam juga digunakan di bawah atap seng, agar panas matahari tidak menembus ke dak lantai atas. Semakin tebal gabus yang digunakan, tentu semakin bagus.Teknik pemakaian sterofoam untuk gedung walet sudah banyak kami terapkan digedung binaan @pakarwalet di beberapa tempat, selalu melapis dinding dalamnya dengan gabus putih ini.

  • Baskom Berisi Air dan dimasukkan Batako

Agar suhu di dalam gedung walet sejuk, bisa dipakai ember berisi air dan batako. Uap air akan naik ke batako sehingga meluapkan air ke ruangan inap. Teori terbaru ini sudah banyak kami aplikasikan ke gedung binaan, cara ini tidak begitu memakan biaya besar, sehingga mudah di gunakan dengan memakai selang dan mesin air untuk pengisian ulang air di dalam baskom.

Pada setiap lantainya jika ukuran sedang, perlantainya cukup dengan 20 baskom besar yg berisikan air 70% nya dan posisi batako berdiri didalam baskom, biarkan sisi atas batako muncul di permukaan air dan dari situlah  mengalir uap dingin ke ruangan.

  • Kipas Angin

Agar suhu di dalam gedung walet sejuk, bisa dipakai kipas angin dan ember berisi air. Yaitu kipas angin dihadapkan pada  permukaan air di ember. Saat kipas berputar, angina akan menerpa permukaan air. Angin yang bergerak akan mengandung uap air. Ini akan memberikan hawa sejuk dalam gedung

 Cara ini dilakukan untuk gedung yang lantainya menggunakan papan. Angin yang mengandung air, tidak sampai membuat lantai papan itu basah. Jadi lantai papan tetap kering, tetap aman.

  • Mesin Pengembun

Mesin pengembun biasa dipakai di gedung terbuat dari beton, uap yang naik cukup bagus untuk menetralkan suhu dan kelembapan dalan ruang inap, cara ini membuat lantai dan dinding sejuk, butiran airnya jatuh ke lantai sehingga menimbulkan genangan kecil pada lantainya. Tidak begitu baik di pakai jika pada gedung dari papan, karena genangan air di lantai bisa mengakibatkan kayu rapuh dan berjamurnya sirip atas dan bawah.

  • Penambahan Paranet / Jaring Luar

Paranet adalah jaring yang biasa digunakan oleh petani untuk menaungi tanaman yang tidak membutuhkan sinar matahari langsung. Sistem ini bisa Anda manfaatkan untuk gedung walet yang terlalu panas. Cara pengaplikasiannya adalah memasang paranet tersebut pada bagian luar gedung walet yang terkena paparan sinar matahari Biasanya panas yang berlebihan pada siang hari jam 12 ke atas, sehingga penempatan paranet bisa pada bagian barat Caranya Seluruh gedung walet ditutup seperti kelambu dan lubang masuk dibiarkan terbuka Posisi atas paranet dikaitkan pada lesplang gedung dan harus ada ruang antara gedung dan dinding rumah burung walet sehingga memberi sirkulasi udara

  • Membuat Kolam / Genangan Air

Pembuatan aliran atau kolam dalam gedung walet difungsikan agar air dari saluran dan kolam tersebut akan menguap untuk memenuhi target kelembaban udara dalam gedung. Pembuatan genangan air bisa dengan cara membuat kolam permanen dengan semen, atau membuat kolam dengan bak air. Agar proses penguapan dapat berlangsung dengan baik dan mirip pada suasana di gua, beri pasir dan batu-batu kali dalam genangan air tersebut.

Selain pasir dan batu kali, bata merah dan Batako yang diletakan pada kolam-kolam juga  mampu menurunkan suhu dan meningkatkan kelembaban.

  • Pemasangan Pipa Air

Memasang pipa berlubang pada dinding yang dapat dialiri air sehingga pada waktu diperlukan air tersebut dapat dialirkan untuk membasahi dinding lapisan dalam. Sebaiknya, pipa dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai. Penyiraman seperti ini hanya bersifat sementara dan kurang efektif karena akan cepat kering sehingga perlu dilakukan penyiraman yang berulang-ulang. Lagi Pula kotoran yang melekat pada dinding akan selalu basah sehingga cepat membusuk dan dapat menimbulkan berbagai penyakit. Bau busuk dari kotoran tersebut akan mengurangi ”ciri khas bau kotoran walet”. Yang paling ideal untuk mengatur kelembaban adalah dengan menggunakan tempayan/bak yang sudah lumutan kolam-kolam berisi air, yang bisa diisi setelah air tersebut berkurang.

  • Pemasangan Ventilasi

Agar tidak mengganggu kestabilan suhu, kelembaban, dan pencahayaan, maka penggunaan ventilasi harus diperhitungkan. Apabila memang diperlukan, dapat dipakai pipa berbentuk ”L”, tetapi jumlah yang dipasang secukupnya saja, setiap jarak 3 m satu lubang dengan diameter 4 cm. Lubang tersebut diusahakan tidak mengganggu kestabilan dan kelembaban dalam gedung, tutup ventilasi dengan jaring kecil seperti kelambu untuk nyamuk,sehingga gedung walet tidak mudah dimasuki hama pengganggu walet.

0 Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*

Copyright ©[current-year] @pakarwalet